Jerman Larang Peredaran Dead Rising 3

| Tuesday, March 24, 2015
dead rising 3
Berbeda dengan Indonesia yang belum melihat video game sebagai media hiburan yang terhitung mainstream dan pantas untuk diperhitungkan, banyak negara lain yang mulai menangkap tren yang satu ini. Tidak hanya melihat game sebagai produk kreatif yang cukup untuk menggerakkan roda perekonomian, tetapi juga sadar secara penuh akan beragam varian konten yang ditawarkan olehnya. Untuk melindungi para kaum mudanya dari berbagai efek negatif yang muncul, sensor pun diketatkan. Selain Australia dan negara Timur Tengah, Jerman juga terkenal sebagai negara yang seringkali menempuh kebijakan yang satu ini. Korban mereka yang terbaru? Dead Rising 3.
Seperti yang kita tahu, Dead Rising 3 memang diposisikan sebagai salah satu seri eksklusif, kunci utama Microsoft untuk menarik perhatian gamer ke konsol next-gen andalannya – Xbox One. Sayang seribu sayang, pesona game racikan Capcom tersebut tidak akan pernah tiba di Jerman, yang notabene merupakan salah satu negara target rilis awal Microsoft. BPJM – Badan Regulasi Software Hiburan Jerman dipastikan tidak dapat meloloskan game ini dan memberikan rating usia yang sesuai dengan konten yang ada ditawarkan. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah memaksa Microsoft untuk mengubah konten yang ada dan merilis versi alternatif Dead Rising 3 untuk negara Eropa yang satu ini.
Badan Regulasi Jerman melarang peredaran Dead Rising 3 karena konten yang ditawarkan. Sebagai negara rilis awal Xbox One, ini tentu saja menjadi pukulan tersendiri bagi Microsoft.
Badan Regulasi Jerman melarang peredaran Dead Rising 3 karena konten yang ditawarkan. Sebagai negara rilis awal Xbox One, ini tentu saja menjadi pukulan tersendiri bagi Microsoft.

Microsoft secara resmi mengemukakan kekecewaan mereka, namun di saat yang sama menghormati keputusan dari badan regulasi Jerman ini. Mereka sendiri belum membongkar langkah seperti apa yang akan mereka tempuh sebagai reaksi atas penolakan ini. Auf widersehen, Dead Rising 3!

0 comments:

Post a Comment

Next Prev
▲Top▲